I Solemnly Swear That I'm Up To No Good
Jumat, 22 Agustus 2008
Bleh...
Pernah denger di acara-acara penghargaan (terutama mengenai seni peran) dimana artis-artis yang menag bilang, "Wah saya gak pantes", atau "Harus si Ini yang dapet", atau lain sebagainya. Bleh..., Puih...,
Basa-basi yang udah jelas-jelas basi.
Kalo emang bener yang dia bilang, kenap masih diterima tu award?
Kasih aja ke yang menurut dia lebih pantes, atau tolak sekalian.
Kalo gua, bakal ilang
" Terima kasih atas penghargaan ini, walau menurut saya masih ada yang lebih pantas, toh saya emang sudah mengidam-idamkan penghargaan ini. Terimakasih semua. Semoga beruntung tahun depan!"
Yah, tapi seperti teman saya bilang. "Untung gak semua orang kaya Elo!"
What can i say?
Basa-basi yang udah jelas-jelas basi.
Kalo emang bener yang dia bilang, kenap masih diterima tu award?
Kasih aja ke yang menurut dia lebih pantes, atau tolak sekalian.
Kalo gua, bakal ilang
" Terima kasih atas penghargaan ini, walau menurut saya masih ada yang lebih pantas, toh saya emang sudah mengidam-idamkan penghargaan ini. Terimakasih semua. Semoga beruntung tahun depan!"
Yah, tapi seperti teman saya bilang. "Untung gak semua orang kaya Elo!"
What can i say?
Jumat, 04 Juli 2008
Dongeng Pak Tani Dan Si Kancil
Baru-baru ini saya mendapat pencerahan. Masih ingat dongeng tentang Kancil yang mencuri timun Pak Tani? Pernah gak kepikiran kenapa Pak Tani sampai begitu marahnya dengan si kancil?
Pak tani kan punya ladang timun, sedang panen, dan kancil hanya mencuri untuk kelangsungan hidupnya toh? Lagipula kancil adalah binatang yang lucu dan bersahabat, tidak seperti tikus. Bagaimana Pak Tani bisa begitu marah?
Lalu saya tiba-tiba berpikir, dan berpikir kembali, hingga muncullah sebuah teori, bagaimana kalau yang dicuri dan dimakan oleh kancil adalah "timun"-nya Pak Tani sendiri??
Kalau begini tentu masuk akal bukan? Sebagai sesama lelaki saya bisa memahami reaksi Pak Tani.
Masuk akal kan?
Pak tani kan punya ladang timun, sedang panen, dan kancil hanya mencuri untuk kelangsungan hidupnya toh? Lagipula kancil adalah binatang yang lucu dan bersahabat, tidak seperti tikus. Bagaimana Pak Tani bisa begitu marah?
Lalu saya tiba-tiba berpikir, dan berpikir kembali, hingga muncullah sebuah teori, bagaimana kalau yang dicuri dan dimakan oleh kancil adalah "timun"-nya Pak Tani sendiri??
Kalau begini tentu masuk akal bukan? Sebagai sesama lelaki saya bisa memahami reaksi Pak Tani.
Masuk akal kan?
